Air dan listrik

Udah bukan rahasia umum lagi kalo TDL alias Tarif dasar listrik dan iuran PAM mau naik lagi. Yang bisa gue lakukan hanya bisa nelen ludah dan berdoa, semoga keadaan perekonomian Indonesia makin baik jadi gak akan ngerasain makin sengsara kalau semua hal inti dalam hidup pada naik nilainya.
Miris rasanya, ketika semuanya mahal, semuanya naik, tapi pendapatan gak naik-naik. Gak imbang banget!
Alhamdulilah,walau pas-pas an,gue masih bisa bayar listrik ama air, tapi gimana sama orang2 yang pendapatannya kecil? sedangkan mereka banting tulang dari dini hari sampai dini hari lagi dan berpikir bagaimana caranya untuk tetap bikin "dapurnya ngepul".
Sedih ama Negara ini, bukannya makin lama makin maju tapi makin lama penduduknya makin terpuruk dan generasi mudanya makin terbelakang.
Mau protes? sama siapa? mau demo atau teriak-teriak menghujat pemimpin diluar sana atau para korupsi yang gak punya perasaan juga percuma... mereka sudah tidak bisa lagi mendengar, melihat dan merasa.Mereka asik sibuk salah menyalahkan, ngurusin yang bukan urusannya dan gak berani bikin keputusan plus tetap korupsi gede-gedean.
Sedangkan gue cuma ibu rumah tangga biasa, yang gak ngerti apa-apa dan seperti ibu-ibu lainnya yang cuma bisa berdoa dengan hati harap-harap cemas semoga anak-anak kami tetap bisa sekolah, makan makanan bergizi, jadi anak yang sholeh dan tumbuh jadi anak2 yang pintar dan berguna.
Gue jadi inget kata-kata mas ardy suami gue... dia pernah bilang gini...
"Gila ya lihat orang-orang udah pada serakah semua!buat para koruptor, gih sana korupsi sebesar-besarnya! makin besar makin bagus, tabungin deh semua hasil korupsinya buat nyogok Malaikat kalau mereka mati!"
Sinis,... tapi buat gue sindiran itu sangat mengena...
Mati.Mungkin cuma itu yang bisa bikin semua kita semua bungkam dari hawa nafsu...
Kita semua menunggu giliran dan kematian itu pasti datang!
Andai para pembesar itu mengerti dan ingat kalau mereka semua akan mati...
Andai para "penjahat" itu ingat akan pembalasan Tuhan atas semua perbuatan...***